Keberadaan suatu Desa pada umumnya asal usul atau riwayat yang panjang, Akibatnya sering asal-usul tersebut dianggap suatu cerita legenda saja. Terlepas dari itu anggapan tersebut mengenai keberadaan Desa Susut berdasarkan masukan dari pemuka masyarakat setempat dapat diuraikan sebagai berikut :
sebelum Kolonial Belanda Menjajah Kepulauan Nusantara, Pulau Bali diperintah oleh para Raja.Pada umumnya para raja tersebut selalu ingin meluaskan pengarunya terhadap daerah kerajaan tetangganya, usaha memperluas pengaruh ini selaluberakhir dengan peperangan.
Konon pada masa itu daerah Bangli diperintah oleh seorang raja Kesatria keturunan Tirta harum, Taman Bali, Beliausalah seorang dari Putra Puri Nyalyan. Raja Puri Nyalyan ini berputratujuh orang yang putra bungsunyaini adalahI Dewa Gede Korian. Di Puri Tusan I Dewa Gede Korian dinobatkan dan berputradua orang yaitu I dewa Gede Sekar dan I Dewa Gede Siangan. I Dewa Gede Sekarinilah Cikalbakal Raja yang memerintah di Puri Susut. Adapun riwayat I Dewa Gede Sekar sebagai moyang Raja Susut Silsilah
Karena I Dewa Gede Sekar membuat suatu kesalahan di Puri Tusan/Klungkung maka beliau diasingkan ke pulau Nusa Penida. Dalam pengasingan ini beliau membawa seorang putra yang bernama I Dewa Putu Sekar. Karena lama beliau dan putranya yakni I Dewa Putu Sekar yang telah berputra dua orang kembali ke pulau bali dan menetap di Desa Jelijih/Tabanan. Kedua putranya itu bernama I Dewa Gede Dauh dan I Dewa Gede Dangin. Kedua Putranya itu tetap berada di jelijih sedangkan I Dewa Putu Sekar melanjutkan perjalanannya ke Puri Bangli untuk mengabdi kepada Raja Bangli. Pada saat itu terjadi pertentangan antara kerajaan Bangli dengan Gianyar dengan buntut Peperangan. Dalam pertempuran ini I Dewa Putu Sekar ditugaskan meminpin pasukan kerajaan Bangliditepi barat yang kini disebut Susut. Dari rangkian cerita tersebut dapat diartikan bahwa Susut adalah tanggu atau benteng pertahanan paling depan. Sedangkan perbatasan dengan daerah Gianyar adalah Selat Peken, Selat Tengah, dan Selat Kaja Kauh. Pertempuran tersebut oleh pasukan Bangli, tetapi pada saat Belanda menguasai Bali daerah-daerah rampasan perang dari kerajaan Gianyar diserahkan kembali kepada Gianyar oleh Belanda. Sedangkan Daerah Susut, Selat Peken, Selat Tengah dan Selat Kaja Kauh diserahkan kepada I Dewa Putu Sekar.
Mulai saat itu secara turun temurun daerah Susut di perintah oleh I Dewa Putu Sekar dan berakhir pada saat Indonesia merdeka. Pada masa kemerdekaan pengaturan pemerintah kerajaan Susut dijadikan wilayah pedesaan yang di perintah oleh seorang Kepala Desa/ Perbekel Saat ini.